PEGADAIAN Indonesia

mengatasi masalah tanpa masalah

Wednesday, April 30, 2008

9 Syarat Pengelolaan Perusahaan.

Selamat kepada rekan sekerja yang terpilih menduduki posisi baru untuk mengelola perusahaan ini. Sebuah bekal berupa sajak dari Tiongkok yang telah saya gubah, semoga membuat karya kita menjadi fokus.

Syarat memimpin perusahaan dan keluarga
adalah sembilan kebenaran
memerbaiki diri sendiri
menghargai orang bijak dan pandai
mencintai sanak keluarga
menghormati pembesar tinggi
mengasihi pembesar rendah
mencintai nasabah seperti anak
mengundang ahli-ahli bangunan
menghibur tamu dari jauh
menjalin kerjasama dengan perusahaan lain

Selamat jalan bagi sahabat yang telah usai melaksanakan tugas dan yang belum terlaksana cita citanya. Gubahan sajak tersebut juga berlaku untuk kamu, Saudaraku !!. Sadarlah, bahwa tugas lain menanti, keluarga, sanak dan tetangga adalah bagian dari kehidupan intim kita. Disana citra perusahaan tetap terbawa. Materi bukanlah ukuran. Pangkat dan jabatan bukan segalanya. Mari sehatkan hati, pikiran dan badan. Yakinlah Ia masih tetap mengarahkan pandangan-Nya kepadamu. Jalan masih panjang, hidup masih terbentang. God bless Us !

Friday, April 18, 2008

Audit Teknologi Informasi


Saya terkejut dengan berbagai temuan auditor baik internal maupun eksternal atas kinerja Teknologi Informasi. Serangan beruntun itu bak bombardir metraliur yang ditembakkan secara beruntun dikala situasi tenang, bukan perang.

Bayangkan mulai dari SPI , Komite Audit, KAP sampai Assessment GCG semuanya mengubek-ubek divisi Teknologi Informasi.

Dalam diskusi dengan staf saya pagi ini (17/4/2008) disayangkan mengapa tinjauan atas suatu kinerja hanya didasarkan pada kajian finansial semata. Atau kalaupun berdasar temuan di daerah, keluhan ketidak-bisaan karena ketidak-biasaan user, dipakai sebagai dasar statement bahwa program yang di launch tidak valid.

Bahkan ada yang fatal, seorang Akuntan membuka data di SISPUS dan mendapati ada data inventaris Kanwil yang kosong, tidak melakukan confirm ke kanwil ybs atau meminta tolong ke TI atas kekosongan data dimaksud, tetapi langsung menjadikan temuan. Dalam hal ini saya harus berterima kasih kepada seorang pegawai kantor pusat, bukan pejabat, yang atas inisiatif sendiri melihat angka kosong tersebut lalu meminta data ke kanwil ybs dan ketemu angka yang sebenarnya. Meski telanjur masuk management letter.

Kalau mau dirunut, sebenarnya TI pernah mengajukan permintaan pengadaan server untuk FTP (File Transfer Protocol) tetapi ditolak manajemen. Padahal kebuntuan data dapat teratasi manakala kita memakai FTP di tiap kanwil, sehingga data di SISWIL akan otomatis diambil oleh SISPUS by system.

Pembadutan itu terjadi, akibat dari akuntan yang harus memerlihatkan bonafiditasnya karena ini akhir periode mereka setelah 4 tahun berturut-turut memeriksa Pegadaian. Dikhawatirkan akuntan baru hasil tender terpilih nanti akan melecehkan akuntan sebelumnya karena kualitas temuannya. Akibatnya pula, ada temuan tahun lalu meski sudah saya tindak lanjuti, masih ditemukan lagi.

Pembadutan lain terjadi, wakil pemilik menemukan pemakaian anggaran yang sangat minim dilakukan PUSTI. Anehnya jawaban manajemen dibelokkan bukan oleh Pusti tetapi oleh Litbang, Divisi yang sudah almarhum beberapa tahun lalu. Lebih aneh lagi, Litbang kok bicaranya tentang online....hopo tumon ?

Dari semua tembakan metraliur itu. Satu hal yang pasti ! Semua audit atas teknologi informasi tidak dilakukan secara profesional. Kok ?

Audit TI harus dilakukan dengan specific tools. Terserah mau pilih COBIT, ITIL atau ISO 27001 ?! Dengan memakai alat audit itu, akan ketahuan bagaimana pengelolaan SDM, jaringan, hardware, software, proses pembuatan keputusan demi terselenggaranya operasionalisasi di TI dst.

Pengelolaan SDM untuk TI akan disidik dan diketahui bahwa divisi yang mengelola teknologi hampir seribu cabang di selindo ini, hanya beranggotakan 8 (delapan) orang di PUSTI dan 36 orang di kanwil selindo. Dari sana akan diketahui pula hanya seperenamnya yang berpendidikan TI, juga bagaimana career path, remunerasi, pola rekrutmen dlsb. Juga wewenang dan tanggung jawabnya Kapusti, apakah ia sebagai CIO perusahaan atau pejabat struktural saja ?

Jika auditor baik internal maupun eksternal memakai alat profesional untuk mengaudit TI, saya yakin hasilnya akan sangat buruk, dalam arti akan diketahui banyak sekali pengelolaan yang kurang memenuhi syarat seperti yang seharusnya. Hasilnya pasti akan lebih buruk daripada temuan yang terungkap sekarang ini. Tetapi beranjak dari sana akan menumbuhkan komitmen bersama untuk dibawa kemanakah TI kedepan. Dan... itu tadi, menilainya dengan memakai ukuran yang seharusnya.

Ada pekerjaan mendesak sekarang ini. Sistem Logistik harus terimplementasi dengan baik selindo dan akur (meski selisih harus ada penjelasannya). Dari sana menuju ke Revaluasi Aset untuk dipakai sebagai salah satu alat pemerseroan. Untuk itu, server FTP harus tersedia di kanwil selindo beserta setting software yang dilakukan konsultan. Apa hubungannya dengan audit di PUSTI ?

Yang menjadi kesulitan utama saya dalam pengadaan server FTP itu adalah bagaimana membuat yang tidak mengerti menjadi ngeh ! Bukankah itu tujuan audit TI ?

Temuan auditor bukan untuk meyakinkan auditor lain bahwa ia berkualitas tetapi untuk membuat semuanya peduli TI. Bukankah itu pula yang disebut katalisator dan konsultan ?

Kembali ke hasil diskusi dengan staf. Dalam bekerja, saya selalu menerapkan "tidak ada pegawai yang bodoh, yang ada adalah atasan yang kurang mampu".

Friday, April 04, 2008

KEPEMIMPINAN (vmv-3)

Membicarakan kepemimpinan identik dengan membicarakan sikap kemandirian seseorang. Saya teringat beberapa games sewaktu Outward Bound, baik yang diadakan di Purwakarta oleh OBI maupun di Cipanas oleh CCL. Beberapa permainan yang kami lakukan seperti menaiki tebing yang tinggi, meniti tali yang diikat diantara dua pohon bahkan sampai bermalam disebuah rumah kosong. Kata salah seorang Instruktur waktu itu (1997), saat kita menjadi pemimpin maka kesendirian dan kemandirian menjadi sahabat paling akrab dalam pergumulan pengambilan keputusan.

Seorang pemimpin kadang seperti bayi yang baru dilahirkan - polos dan penuh ketulusan yang tidak dibuat-buat. Pemimpin dalam badan usaha sangat berbeda dengan pimpinan gerombolan perompak ditengah lautan luas, yang berteriak garang dan membentak untuk menundukkan orang yang dipimpinnya guna mencapai tujuan. Kepemimpinan bukanlah pamer otot kekuasaan.

Terkadang, pemimpin seperti halnya gembala yang meniup seruling sambil menaiki kerbau yang sedang merumput ditengah padang luas nan menghijau. Ia menciptakan simponi dan harmoni kedamaian bagi siapa yang melihatnya. Leader grants peace to subordinate-border’s and satifies them with the finest of rice. Inilah nilai (value) kepemimpinan bagi yang dipimpinnya baik atas beban kerja maupun atas kesejahteraannya.

Adalah salah besar - ditinjau dari sudut kepemimpinan - jika seseorang ditugasi memimpin suatu departemen atau unit, minta orang kepercayaannya dari tempatnya yang lama agar bisa dijadikan satu tim di tempat baru.

Adalah salah benar, bahkan cenderung menunjukkan kelemahannya, jika untuk mencapai tujuan unit yang dipimpinnya, seseorang memilah dan memilih tenaga yang berkualitas untuk bergabung dalam timnya. Apalagi jika kesuksesan kinerja itu diperoleh dari dukungan peers yakni teman-teman satu angkatan. Oleh sebab itu penciptaan ‘angkatanisasi’ yang terkelola sesungguhnyalah melemahkan daya kepemimpinan. Dan inilah dosa terbesar perusahaan-perusahaan warisan penjajah yang harus ditanggung. Jika sampai saatnya perusahaan BUMN tersebut bertanding dengan perusahaan swasta, kekalahan spirit of leadership ini akan berdampak kemana-mana. Untuk mengubahnya diperlukan gerakan serentak semua jajaran yang merasa dirinya pemimpin.

Karena pada dasarnya kepemimpinan adalah kemandirian (independency) dan bukan ketergantungan (dependency).

Lebih lanjut, kepemimpinan bukan sekadar menempati peran koordinator lalu menyimpulkan, tetapi ia adalah pembuat arah, pencetus gagasan dan penuang ide kreatif serta penentu jalan, inilah ciri pemimpin yang kontekstual. Untuk bisa kesana, ia harus menguasai permasalahan secara mendasar dan kewibawaan; komplit. Beda dengan peran koordinator, yang dibutuhkan hanya kemampuan komunikasi.

Bagaimana dengan team work yang baik ? Sebuah tim akan solid jikalau didalamnya mengadopsi kepelbagaian. Dan bisa menjalin kepelbagaian menjadi satu rangkaian sapu lidi yang kuat, menunjukkan kualitas seorang pemimpin. Mampu mengalihkan dari paradigma "stimulus based" menjadi paradigma "initiative based". Seperti dalil "The Law of Attraction" tinggalkan paradigma "apa yang pegawai tidak mau" menjadi paradigma baru "apa yang pegawai mau" sehingga mencapai citra ideal dalam lingkup internal perusahaan dan dunia bisnis. Sebab kalau terus bermain dalam kancah "stimulus based" bakalan cepat lelah, boros energi dan tidak menyelesaikan akar masalah.

Sebuah otokritik terhadap diri perlu saya kemukakan disini. Kepemimpinan sangat bertentangan dengan rasa yang sering muncul "ingin menyenangkan pihak lain". Perbedaannya dengan kepemimpinan yang melayani, yang juga "ingin memuaskan pihak lain" terletak pada tujuan yang hendak dicapai secara holistik. Sejujurnya, inilah sisi pengambilan keputusan terberat untuk menguji kualitas kepemimpinan diri.

Apakah Anda mengalami dilematika dalam penerapan kepemimpinan seperti saya ?


Damai Sejahtera @ Terima Kasih

Free Website Counter